Oleh: Iwan Januar
Bejo baru pulang dari
kendurian ketika ia melihat iring-iringan motor membawa spanduk
bertuliskan #INDONESIAMILIKALLAH. Penasaran ia
menghampiri seorang peserta yang sebut saja bernama Taqi, lalu bertanya:
Bejo: Mas dari mana? Kenapa bawa-bawa
spanduk bertuliskan #INDONESIAMILIKALLAH?
Taqi: Oh, kami dari Hizbut Tahrir Indonesia.
Kami sedang sadarkan muslim di Indonesia bahwa #INDONESIAMILIKALLAH.
Bejo: Oalah saya pikir kalian mualaf-mualaf
yang baru tahu kalau Indonesia itu milik Allah. Saya kemarin baru Islamkan
seorang atheis dari Rusia, dia baru tahu kalau langit, bumi dan seisinya itu
adalah milik Allah. Kalian baru tahu ya? (dengan nada sinis)
Taqi: (sambil tersenyum ikhlas) Insya Allah
kami sudah tahu. Apa yang kami lakukan adalah menyadarkan muslim yang belum
sadar kalau mereka hidup di bumi Allah dan makan rizki dari Allah.
Bejo:
(masih dengan ngotot) Alah, saya yang sudah sadar kalau Indonesia itu kepunyaan
Allah gak seperti antum-antum yang sok Islam kaffah. Woles aja. Yang penting kita
syukur nikmat, shalat yang bener, berzikir, dan banyak bershalawat. Begitu.
Taqi: Maaf, Mas. Mas sudah punya rumah?
Bejo: Sudah, memang kenapa? (dengan nada
heran dan curiga)
Taqi: Seandainya Mas punya rumah lalu
rumahnya diisi para pelacur, dijadikan tempat lokalisasi, lalu datang juga
pedagang minuman keras dan ikut menjual mirasnya di sana, bagaimana? Lalu
anak-anak Mas juga dipaksa menjadi pengikut Ahmadiyah alias dimurtadkan,
gimana? Terus datang lagi orang yang mengacak-acak kebun pepaya punya Mas,
buahnya diambil semua dan anak-anak Mas gak disisakan kecuali yang
busuk-busuk, Mas rela?
Bejo: Edan kowe, kalau ada yang berani kayak begitu di
rumah saya ya saya pasti marah. Saya kan muslim. Anti pelacuran, anti minuman
keras, dan mana rela kebun pepaya saya diacak-acak. Ini gak nyambung, apa sih
maksud pertanyaannya?
Taqi: Terus apa yang bakal Mas lakukan?
Cukup nggak dengan shalat yang khusyu’, berwirid, zikir dan membaca hamdalah,
padahal rumah Mas udah dijadikan tempat mangkal pelacur, dipakai jualan
minuman keras, dan kebun pepaya Mas dirampas orang?
Bejo: Ya nggaklah! Saya usir mereka semua,
kalau perlu tak gebuki. Ini maksudnya apa sih, yang jelas dong kalau bertanya?
(mulai marah)
Taqi: Nah, sebagai muslim apa rela kalau
bumi Allah diisi dengan kemaksiatan? Kalau melihat orang ngelacur dan jualan
miras saja Mas udah marah, harusnya Mas lebih marah lagi pada demokrasi dan
ekonomi liberal, karena dua aturan itu yang bikin rusak bumi Allah. Ngelacur
itu maksiat, jualan miras itu haram, apalagi aturan yang mengizinkan
pelacuran dan penjualan miras, itu lebih bahaya lagi.
Bumi Allah ini rumah kita semua. Kita
harusnya marah kalau ada pihak-pihak merusak rumah tempat tinggal kita,
menyebarkan kemurtadan dan merusak akhlak anak-anak kita. Begitu juga kalau
ada orang asing yang merampok minyak bumi kita, gas alam kita, enerji panas
kita, harusnya kita usir dan kita rebut kembali semua untuk kemakmuran rakyat
kita sendiri. Begitu kan, Mas?
Bejo terdiam. Maksud hati menyindir mereka
sekarang jadi ia yang tersindir. Sebagai ustadz ia teringat dengan hadits
Kanjeng Nabi saw.:
ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ
فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ
مِمَّا سِوَاهُمَا ، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ ،
وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِى
النَّارِ
“Tiga perkara barangsiapa memilikinya maka
ia akan merasakan manisnya iman; (yaitu) menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih
dicintai dari selainnya, mencintai seseorang semata-mata karena Allah, dan
benci kembali kepada kekufuran sebagaimana bencinya ia jika dilempar ke dalam
api neraka.”
Jangan-jangan ia belum merasakan manisnya
iman karena ia membenci orang-orang yang sedang berjuang menegakkan
kalimatullah dan ingin menyelamatkan negeri ini.
Jangan-jangan ia belum merasakan manisnya
iman karena selama ini ia berdiam diri melihat berbagai macam kekufuran,
padahal ia takut dilemparkan ke dalam api neraka. Astaghfirullah!
Dengan tangan gemetar Bejo mengambil poster
bertuliskan #INDONESIAMILIKALLAH lalu tanpa sadar bibirnya bertakbir, “ALLAHU
AKBAR!”.[
Sumber: mediaumat.com
|
Senin, 09 Februari 2015
INDONESIA MILIK SIAPA?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
udah jay ?
BalasHapus